Selasa, 14 Desember 2010

Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Wali Peetu


A.    Temuan Umum
1.      Letak Geografis
Pondok pesantren Wali – Peetu adalah salah satu Pondok Pesantren yang ada di Provinsi Jambi terletak di pesisir pantai Timur Sumatra. Tepatnya di Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu. Di namakana Desa Air Hitam Laut karena pada kenyataannya air yang ada di sungai  berwarna hitam kecoklatan. Desa Air Hitam Laut terletak  ±150 KM dari Provinsi Jambi malalui kendaraan transportasi laut. Namun dari tahun 1997 dari Jambi ke Nipah Panjang separuh jalan sudah bisa menggunakan mobil selama ±1,5 jam dan ±1,5 jam lagi naik kendaraan laut yakni Speed Bout, lalu kemudian ke Desa Air Hitam Laut bisa lewat darat  kalau air pantai surut, jika melewati laut dengan speed board.
Posisi Desa Air Hitam Laut menurut arah mata angin adalah :
a.       Dari arah Utara berbatasan dengan desa Sungai Rimau
b.      Dari arah Timur berbatasan dengan pantai timur Sumatra
c.       Dari arah Selatan berbatasan dengan desa Sungai Cemara
d.      Dari arah Barat berbatasan dengan hutan swaka dan Taman Nasional Merbak Jambi
Luas wilayah Desa Air Hitam Laut ± 3750 ha, terdiri dari 2 dusun 18 RT dan ± 477 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk  ± 2139 jiwa.

2.      Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Wali Peetu
a. Periode Miftahul Huda (1981 – 1989)
Sekitar tahun tujuh puluhan Desa Air Hitam Laut adalah desa yang rawan perampokan, pencurian, perselisihan yang kerap menimbulkan pertumpahan darah baik terhadap orang lain maupun terhadap saudara sendiri.
Menanggapi fenomena yang terjadi di masyarakat H. M. Arsyad Sitte selaku sesepuh yang juga menjabat sebagai kepala Desa saat itu mengemukakan hal itu terjadi karena dangkal dan kurangnnya pengetahuan mereka tentang agama. Masyarakat tidak dapat dipersalahkan sebab memang sarana penyiaran agama dan dakwah sangat minim khususnya di daerah pesisir, kalaupun ada itu hanya dilaksanakan sekali dalam sepekan yaitu mimbar Jum'at. Sementara sekolah-sekolah agama yang merupakan wadah bagi pembinaan para generasi muda Islam adanya hanya di ibukota  kecamatan harus menempuh perjalanan laut selama enam atau tujuh jam.
Hasil inilah yang menjadi latar belakang sehingga beliau mendirikan Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah yang diberi nama Miftahul Huda. Dibangunlah dua gedung yang terdiri dari lima lokal. Tiga lokal untuk ruang belajar dan satu lokal untuk kantor dan satu lagi untuk guru, dan ditambah beberapa sarana dan prasarana lain. Pada tanggal 15 Juli 1982 resmilah pemakaian Madrasah Miftahul Huda dengan didatangkannya beberapa tenaga pengajar dari luar daerah seperti Tukiman, Saiman, Abdul Kadir dan Helmi Abbas.[1]
Segala sarana dan prasarana pendidikan termasuk tanah lokasi berdirinya Madrasah dan gaji serta kesejahteraan para guru adalah atas biaya dan dana pribadi pendiri.
Sistem belajar mengajar dan berbagai kegiatan ekstra/non formal di Madrasah Miftahul Huda berjalan lancar bahkan telah menelorkan beberapa alumni sampai pada awal tahun 1989.
  
b.      Periode Berdirinya Pesantren Wali Peetu
Setelah beberapa orang putra daerah yang dikirim untuk belajar diberbagai pondok pesantren yang ada di pulai Jawa telah selesai, di antaranya H. M. As'ad Arsyad, Hamsyah HT., Muhammad Armada Arsyad, Budianto Bd., Tamsir DP. Yang kesemuanya adalah alumni pondok pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo Jawa Timur, maka lahirlah inisiatif H.. Arsyad Sitte, untuk mengalihkan madrasah yang didirikannya menjadi lembaga pendidikan pondok pesantren. Keinginan tersebut ditindaklanjuti dengan membangun dua unit gedung di atas tanah miliki pribadi seluas 7 ha dengan dana pribadi beliau.
Pada tanggal 1 Juni 1989 resmilah berdiri Pondok Pesantren Wali Peetu di bawah naungan Departemen Agama dengan melebur Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah yang telah ada menjadi pondok pesantren yang dilengkapi dengan tingkat Aliyah. Tiga jenjang pendidikan ini yang mendapat piagam pendirian madrasah swasta dari Departemen Agama Provinsi Jambi berdasarkan surat keputusan nomor : WB / PP. 03.2/02/1993 tanggal 2 Februari 1993
Penamaan Pondok Pesantren Wali Peetu seperti yang dipaparkan oleh pendirinya adalah Wali yang berasal dari bahasa Arab yang berarti kekasih atau yang dekat dengan Allah, sedangkan Peetu dalam bahasa Bugis, bahasa Jawa dan bahasa Batak berarti tujuh. Jadi yang dimaksud dengan Wali Peetu adalah tujuh Wali atau tujuh kekasih Allah. Tujuh kekasih Allah yang dimaksud adalah Ashabul Kahfi seperti di jelaskan Allah dalam QS. Al-Kahfi (18) : 22
Artinya : … dan (yang lain lagi) mengatakan : (jumlah mereka) tujuh orang yang kedelapan adalah anjingnya.."[2]

Figur pemuda Ashabul Kahfi adalah pemuda yang memiliki iman yang kokoh pendirian yang teguh penampilan yang sederhana dan tawadhu serta kesabaran yang tidak lekang oleh panas, tak lapuk oleh panas, tak lapuk oleh hujan dan tak hangus oleh api. Jadi pemberian nama Wali Peetu bukanlah mengurangi dua dari sembilan penyebar Islam di Jawa (Wali Songo) seperti persepsi sebagian orang.[3]  
Keadaan ini menjadi suatu cirri tersendiri bagi pondok pesantren Wali Peetu di mana setiap gedung yang didirikan berjumlah tujuh lokal baik ruang belajar, asrama putera dan puteri bahkan sampai pada jendelanya berjumlah tujuh.
Pondok pesantrenn Wali Peetu saat ini dipimpin oleh putera pertama pendiri yaitu KH. M. As'ad Arsyad, M.Ag[4] yang dibantu oleh beberapa pengelolah yang sebagian besar adalah putera dan menantu dari pendiri.


[1]  H.M. Arsyad Sitte, Pendiri Pondok Pesantren Wali Peetu, Wawancara, 3 Maret 2009
[2] Al-Qur'an dan Terjemahnya, QS, al-Kahfi/8 : 22
[3] H.M. Arsyad Sitte. Pendiri pondok Pesantren Wai Peetu. Wawancara, 4 Maret 2009
[4] KH. M. As'ad Arsyad adalah alumni Ponpes Walisongo Surabaya (1987), S1 dan S2 pada Universitas Muslim Indonesia (UMI). Pada tahun 1992 – 1993 menjadi khatib Syakhshy guru Apatiroatta' KH. Abdurrahman Ambo Dalle', dan mengajar di Ponpes DDI Kaballangang Pinrang Sulawesi Selatan. Tahun 1999-2001 diangkat menjadi dosen dan Pembantu Dekan II Fakultas Agama Islam Universitas Islam Makassar. Tahun 2002 diangkat menjadi anggota Dewan Pendidikan Kabupatenn Tanjung Jabung Timur dan tahun 2004 –sekarang menjabat sebagai Mejelis Ulama Indonesia (UI) Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2004-2009

b.      Tata letak (Lay Out) Pesantren
Pesantren Wali Peetu Air Hitam Laut merupakan pesantren yang berada pada posisi yang cukup strategis, baik dari sisi pengembangan ke depana maupun kedekatan dengan masyarakat. Hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa pesantren telah mengembangkan pembangunan sejumlah fasilitas pengdukung guna mendukung tercapainya tujuan pesantren.
Ruang belajar santri berada berdekatan dengan kebun kelapa milik yayasan, dan berada tidak jauh dengan ruang pimpinan, kantor guru dan UKS, ruang perpustakaan, dan ruang koperasi santri. Pesantren juga memiliki fasilitas kolam pesantren yang bersebelahan dengan unit usaha pesantren terbaru yaitu gedung sarang wallet. Asrama putra berada berdampingan dengan perumahan guru, museum mini, dan rumah pimpinan serta berhadap dengan rumah masyarakat. Sedangkan asrama putri berada tidak jauh dengan masjid.

c.       Pengelola dan Karyawan
Pengelola dan karyawan adalah merupakan salah satu bagian dalam pendidikan yang juga memegang perana penting dalam pencapaian tujuan sekolah/ madrasah. Pengelola dan karyawan adalah pelaksana dan pengendali manajemen dan administrasi sekolah. Kinerja sekolah dan karyawan sangat terkait dengan suasana manajerial pesantren, struktur organisasi serta kebijakan-kebijakan pimpinan.
Pada tahun pelajaran 2008/2009 Pesantren Wali Peetu dipimpin oleh seorang Kyai, 1 orang Kepala Sekretariat, 3 orang Kepala Sekolah, 1 orang Majlis Pembimbing Santri, masing-masing 1 orang Kepala OPPWP, Pramuka, dan Keterampilan. Struktur oraganisasi ponpes Wali Peetu selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3 (lampiran 2).

d.      Keadaan Tenaga Pengajar/Guru
Guru dikalangan umat Islam dipandang sebagai petunjuk ke jalan yang benar, sehingga guru memperoleh kehormatan dan kemuliaan yang luar biasa. Di samping memiliki tanggungjawab yang besar guru juga memegang peranan penting dalam proses transfer pengetahuan kepada anak didik untuk mengembangkan potensinya.
Pondok Pesantren Wali Peetu berdasarkan data terakhir memiliki 24 orang guru/ pendidik yang terdiri 12 laki-laki (ustadz) dan 12 orang perempuan (ustadzah). Dari jumlah guru tersebut di atas, 15 orang adalah alumni Madrasah Aliyah pondok pesantren Wali Peetu, 1 orang alumni Madrasah Aliyah pondok pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo, 1 orang alumni Sa'adatud Daarain Jambi Seberang dan sekitar 7 orang alumni berbagai perguruan tinggi
  

b.      Unsur-unsur Pokok Pesantren Wali Peetu
Wali Peetu sebagai sebuah pesantren, sebagai pondok pesantren lainnya telah memiliki unsur-unsur yang merupakan karakteristik pesantren. Kelima unsur tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.      Asrama/Pondok
Pondok merupakan salah satu ciri khas yang dimiliki oleh pesantren. Asrama / pondok adalah merupakan tempat yang dibangun untuk kepentingan santri baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Pondok ini biasanya berada dalam lingkungan pesantren yang juga menyediakan sarana ibadah dan sarana belajar.
Berdasarkan pengamatan dan data dokumentasi di lapangan ditemukan bahwa Pesantren Wali Peetu sejak berdirinya telah memiliki asrama putra – putri yang dibangun atas dana pribadi pendiri. Bangunan asrama tersebut masing-masing terdiri dari 7 buah gedung yang terbuat dari kayu, dengan luas masing-masing 4 x 10 x 7 m2. Pondok/asrama tersebut menampung 150 orang santri yang lokasinya ditempatkan secara terpisah dan dipisahkan oleh tembok.[1]
Asrama yang dimiliki oleh pesantren tersebut diberikan kepada siswa dan guru/ustadz  untuk ditempati  secara gratis serta dikelolah oleh pengurus pondok. Sampai saat ini asrama pesantren Wali Peetu mengalami perbaikan agar lebih layak untuk ditempati oleh santri.
2.      Masjid
Masjid adalah merupakan pusat kegiatan ibadah dan belajar mengajar. Masjid yang merupakan unsur pokok kedua dari pesantren di samping berfungsi sebagai tempat melakukan sholat berjamaah setiap waktu sholat juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar. Keberadaan masjid pada sebuah pesantren memiliki peran yang sangat vital dalam proses pengajaran agama Islam.
Pada Pesantren Wali Peetu ditemukan bahwa disamping asrama, pesantren juga memiliki sebuah masjid yang dibangun di atas tanah yang berukuran 24 x 25 M juga atas dana pribadi pendiri. Masjid tersebut berlokasi di sebelah selatan, sekitar 20 M dari asrama.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, keberadaan Masjid pada pesantren Wali Peetu dimanfaatkan oleh santri, ustad, kyai baik untuk shalat berjama'ah maupun untuk melakukan kajian-kajian kitab kuning maupun untuk latihan menjadi iman dan berceramah.
3.      Santri
Santri merupakan unsur pokok dari sebuah pesantren lazimnya santri terdiri dari dua kelompok. Pertama, santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pondok pesantren. Kedua, santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren, mereka pulang kerumah masing-masing tiap selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.
Berdasarkan data dokumentasi di lapangan di ketahui bahwa jumlah santri pada pesantren Wali Peetu pada tahun pelajaran 2008-2009 sebanyak 288 orang yang terdiri dari santri mukim 150 orang (laki-laki 82 orang, perempuan 88 orang) dan santri tidak mukim (kalong) 133 orang (69 orang laki-laki, 64 orang perempuan), serta terdiri dari tiga tingkatan yaitu Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Pada umumnya santri mukim adalah santri pada tingkat Tsanawiyah dan Aliyah dan santri tidak mukim adalah santri pada tingkat Ibtidaiyah.
Santri-santri yang mondok dipesantren Wali Peetu selain yang berasal dari Desa Air Hitam Laut sendiri dan desa-desa tetangga juga dari provinsi tetangga seperti : Sumatra selatan, Riau, Lampung, dan beberapa kabupaten di Provinsi Jambi.
Keadaan santri pondok pesantren Wali Peetu secara terinci dapat dilihat pada tabel 2 berikut :


Tebel III.     Keadaan Santri Pondok Pesantren Wali Peetu Tahun Pelajaran 2008-2009

No
Jenjang
Nama Lembaga
Santri Mukim
Santri Kalong
L
P
L
P
1
TK
Raudlotul Athfal Wali Peetu




2
MI
MI Wali Peetu


69
64
3
MTs
MTs Wali Peetu
51
38


4
MA
MA Wali Peetu
31
30


Jumlah
150
133
Total
288
Sumber : Dokumentasi Ponpes Wali Peetu, 2008/2009

4.      Kyai
Keberadaan kyai dalam sebuah pesantren merupakan hal yang mutlak bagi sebuah pesantren, sebab dia adalah figur sentral yang memberikan pengajaran, karena kyai menjadi salah satu unsur yang dominan dalam kehidupan suatu pesantran. Kemasyhuran, perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, kharismatik, wibawah, dan keterampilah kyai yang bersangkutan dalam mengelola pesantren.
Berdasarkan data di lapangan, pondok pesantren Wali Peetu di pimpin oleh seorang kyai bernama KH M. As'ad Arsyad, beliau pernah mengenyam pendidikan di berbagai pondok pesantren, serta pernah berguru pada KH Abdurrahman Ambo Dalle', seorang ulama besar di Sulawesi Selatan. Keberadaan kyai ini yang sekaligus merupakan pimpinan pesantren ini sangat mewarnai aktivitas baik pendidikan, pengajaran, maupun pengelolaan pesantren.
Figur Kyai pada pesantren Wali Peetu sangat disegani dan dihormati oleh santri dan para ustadz, sebab kyai disamping memiliki pengalaman yang luas dalam bidang kepesantrenan. Kyai juga memiliki kedekatan dengan masyarakat sekitar dengan aktivitasnya sebagai dai dalam setiap pengajian dan acara-acara keagaaan.
Kyai di samping itu juga memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh agama, adat, dan pemerintah. Hal ini tampak pada keaktifan beliau sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten, pengurus lembaga adat, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kedekatan beliau dengan pemerintah setempat sebagai sebuah strategi untuk mengembangkan pesantren.
5.      Kitab-kitab Klasik
Yang dimaksud dengan kitab klasik di sini adalah kitab-kitab yang dikarang oleh ulama-ulama tempo dulu dalam berbagai bidang ilmu dalam bahasa Arab, yang lazim disebut dengan Kitab Kuning.
Pada pondok pesantren Wali Peetu, dari hasil pengamatan dan data dokumentasi juga ditemukan menggunakan sejumlah kitan-kitab kuning sebagai rujukan dalam pengajaran serta diajarkan pada setiap pagi dan ba'da magrib. Pengajian ini biasa di pandu oleh Kyai, atau ustadz senior yang dipercayakan oleh Kyai.
Metode yang digunakan oleh Kyai dalam pengajaran kitab kuning ini adalah metode halaqah, di mana dalam pengajian, kitab yang dibaca oleh Kyai hanya satu, sedangkan santri membawa kitab yang sama, lalu santri mendengarkan dan menyimak bacaan Kyai.
6.      Sarana Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.
Sarana dan prasarana pondok Pesantren Wali Peetu termasuk masjid dan pondok yang disebutkan sebelumnya dapat digambarkan sebagai berikut : a). Dua unit gedung ruang belajar masing-masing memiliki tujuh lokal, yang berukuran 9 x 8 M, b). Sebuah gedung terdiri dari tujuh lokal untuk asrama putra masing-masing lokal berukuran 16 x 4 M, c). Sebuah kantor yang berukuran 11 x 4 M, d) Ruang Pimpinan berukuran 3 x 11 M, e) Ruang koperasi santri ukuran 5 x 11 M, f). Ruang perpustakaan berukuran 9 x 11 M, g). Ruang unit keseharan santri (UKS) berukuran 2 x 3 M, h). Sebuah gudang berukuran 8 x 30 M, berfungsi sebagai aula dan ruang keterampilan, i). Sebuah gedung berukuran 10 x 20 M berfungsi sebagai dapur umum santri, j).Sebuah Masjid berukuran 24 x25 M.
Keseluruhan gedung yang dibangun merupakan dana pribadi pendiri yang teletak di atas tanah seluas 7 hektar, bahkan telah disiapkan pula tanah seluas 100 hektar, untuk pengembangan pondok pesantren Wali Peetu dimasa yang akan datang.
7.      Pendidikan dan Pengajaran
Sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di pondok pesantren Wali Peetu adalah mengacu pada sistem yang diterapkan di pondok pesantren Wali Songo yaitu dengan  mengklasifikasikan ilmu-ilmu yang akan diajarkan menjadi tiga bagian yaitu bahasa Arab, ilmu-ilmu agama dan pengetahuan umum.
Pembagian mata pelajaran menurut rencana pelajaran dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
   
Tabel IV. Rencana Pelajaran Pondok Pesantren Wali Peetu

No
Mata Pelajaran
Keterangan
1





2







3
Bahasa Arab
a.    Imlak
b.    Insya'
c.    Tarbiyah
d.   Khat
e.    Nahwu/Shoraf
f.     Balagah
g.    Adab Lugah
h.    Mahfuzat
Ilmu-ilmu Agama
  1. Al-Qur'an Tajwid
  2. Tafsir
  3. Hadits
  4. Mustalah Hadits
  5. Aqaid
  6. Mantiq
  7. Tarikh Islam
  8. Ibadah
  9. Ushul Fiqh
  10. Tauhid
  11. Faraid
Ilmu-ilmu Umum
  1. Matematika
  2. Bahasa Indonesia
  3. Tata Negara
  4. Grammar
  5. Akuntansi
  6. Psikologi
  7. Ekonomi
  8. Sosiologi
  9. Geografi
  10. Keterampilan
  11. Kesenian
  12. Gerak Badan
  13. Antropologi
  14. Fisika
































Diluar jam pelajaran
Diluar jam pelajaran
Diluar jam pelajaran
Sumber : Dokumentasi Ponpes Wali Peetu 2008/2009


3. Kondisi Pesantren dan Kehidupan Sehari-hari Santri
Kondisi pondok pesantren dan kehidupan sehari-hari santri dimaksudkan adalah keadaan dinamika kehidupan pesantren sehari-hari yang menggambarkan aktifitas dan kegiatan pesantren. Aktifitas pesantren sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan aktifitas keseharian santri sejak bangun tidur sampai malam hari  menjelang tidur kembali yang sangat banyak dan mewarnai kehidupan santri.
a.       Aktifitas Kegiatan Santri
Aktifitas kegiatan santri adalah kegiatan santri sepanjang siang dan malam hari dalam kehidupan di pesantren yang dijalani secara rutin sepanjang waktu. Kegiatan santri tidak terlalu jauh dengan kegiatan-kegiatan pesantren pada umumnya. Secara rinci kegiatan santri dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
  
Tabel V.   Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Wali Peetu Air Hitam Laut Tahun 2008/2009

No
Waktu
Kegiatan
01
04.00
Bangun Pagi
02
04.45
Sholat subuh berjama'ah
03
05.00
Mengaji kitab
04
06.00
Mandi pagi
05
06.40
Masuk sekolah
06
06.45
Pelajaran pertama
07
07.45
Pelajaran kedua
08
08.15
Istirahat pertama/ makan pagi
09
09.00
Pelajaran ketiga
10
09.45
Pelajaran keempat
11
10.30
Istirahat kedua
12
11.00
Pelajaran kelima
13
12.30
Akhir pelajaran/ persiapan sholar dzuhur
14
12.45
Sholat dzuhur berjama'ah
15
13.00
Makan siang
16
14.00
Pelajaran sore
17
15.00
Akhir pelajaran sore/ persiapan sholat ashar
18
15.30
Sholat berjama'ah
19
15.50
Olah raga
20
17.00
Mandi sore
21
17.30
Persiapan sholat magrib
22
18.00
Sholat magrib berjama'ah
23
18.30
Mengaji/ kajian kitab
24
19.30
Sholat isya' berjama'ah
25
20.00
Makan malam
26
20.45
Belajar
27
22.00
Istirahat
Sumber : Dokumentasi Ponpes Wali Peetu Tahun 2008/2009

Di samping jadwal tetap di atas Pondok Pesantren Wali Peetu juga memiliki program ekstra dan keterampilan khusus yang harus diikuti oleh semua santri. Rincian kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 6 berikut :
  
Tabel. VI Kegiatan Ekstra Kurikuler dan Keterampilan Santri Pondok Pesantren Wali Peetu Air Hitam Laut

No
Jenis Kegiatan
Waktu (Hari ; Jam)
1
Latihan berpidato Bahasa Arab dan bahasa Inggris
Kamis; 11.00 – 12.30
2
Latihan berpidato Bahasa Indonesia
Kamis malam; 20.00 – 22.00
3
Belajar berzanji
Kamis dan Senin sore (sesudah sholat ashar
4
Muhadatsah/ praktek berbahasa Arab
Jum'at pagi; 05.00 – 06.00
5
Muhadatsah
Selasa pagi; 05.00 – 06.00
6
Senam pagi
Jum'at pagi; 06.00 – 07.30
7
Olah raga
Rabu dan Sabtu (sesudah ashar)
8
Praktek ceramah (bagi santri baru)
Setiap selesai sholat 5 waktu (kecuali magrib)
9
Praktek imam sholat lima waktu dan sholat witir bagi semua santri banin (putra) yang duduk dikelas IV & III exp. dan bagi santri banat (putri) mengahafal surat-surat pendek/ juz amma
Selama 6 bulan, terhitung mulai naik/ duduk di kelas IV dan III ekp.
10
Menggunakan bahasa Arab dan Inggris
Setiap hari
11
Keterampilan khusus; Drum band, Kaligrafi, Jahit – Menjahit, Komputer, dll.
Setiap hari ( waktu ditetapkan sesuai kebutuhan).
Sumber : Dokumentasi Ponpes Wali Peetu Tahun 2008/2009.


[1] Observasi, 6 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar